Revolusi Pembayaran Digital QRIS Tap Berbasis NFC Buka Era Transaksi Tanpa Sentuh di Indonesia.
Mengenal QRIS Tap : Evolusi Pembayaran Digital
QRIS Tap adalah inovasi terbaru dalam ekosistem QRIS metode pembayaran digital nasional di Indonesia. Teknologi ini menggabungkan sistem QRIS Consumer Presented Mode (CPM) dengan Near Field Communication (NFC), memungkinkan pengguna cukup menempelkan smartphone ke mesin pemindai untuk menyelesaikan transaksi, tanpa perlu memindai QR code secara manual.
Bank Indonesia memulai pengembangan QRIS Tap sejak tahun 2024 dan resmi meluncurkan layanan ini pada 14 Maret 2025, bertepatan dengan kunjungan Gubernur BI ke Stasiun MRT Bundaran HI.
Kelebihan Unggulan QRIS Tap
Kecepatan dan Efisiensi
Transaksi via QRIS Tap hanya membutuhkan sekitar 0,3 detik, jauh lebih cepat dibanding metode scan QR code manual. Hal ini sangat krusial di lingkungan seperti transportasi publik atau toko dengan antrean panjang.
Rasa Aman dan Praktis
NFC memungkinkan transfer data via jarak sangat dekat, sehingga lebih sulit untuk disadap atau digunakan secara tidak sengaja. Selain itu, tanpa perlu kamera dan scanning visual, QRIS Tap juga lebih efisien dari sisi penggunaan data dan baterai.
Dukungan Multi-Sektor
QRIS Tap dirancang mendukung berbagai sektor, termasuk layanan publik dan ruang publik: transportasi (MRT, KRL, Damri), ritel, UMKM, parkir, pendidikan, rumah sakit, dan lainnya lebih dari 2.300 merchant termasuk sejak peluncuran pertama.
Tanpa Biaya Tambahan untuk Layanan Publik
BI menurunkan Merchant Discount Rate (MDR) menjadi 0% untuk kategori layanan publik seperti transportasi, rumah sakit, parkir, dan pendidikan bagi QRIS Tap mulai peluncuran pertama.
Proses Inovasi dan Implementasi
QRIS Tap pertama diuji coba di DAMRI, dengan sistem tarif flat, sebagai bagian dari pilot project BI bersama PJP dan Perum DAMRI pada akhir 2024.
Soft launching tahap awal dilaksanakan saat Festival Ekonomi Keuangan Digital (FEKDI) 2024.
Peluncuran resmi di sektor transportasi dimulai di MRT Bundaran HI, dalam kolaborasi luas antara BI, Kementerian Infrastruktur, Kementerian Perhubungan, Pemerintah DKI Jakarta, ASPI, dan operator transportasi publik.
BI menargetkan peluncuran penuh QRIS Tap pada kuartal I 2025, termasuk penerapan di layanan MRT dan KRL dengan tarif variable serta tarif ganda.
Adopsi dan Dukungan Pemerintah
Saat diluncurkan, sudah ada 15 bank dan lembaga keuangan yang mendukung QRIS Tap. Ini mencakup BCA, BNI, BRI, Bank Mega, Mandiri, Gopay, ShopeePay, DANA, Netzme, dan lainnya.
BI memperkirakan nilai transaksi QRIS tahunan bisa naik dari Rp 86–90 triliun menjadi Rp 90–95 triliun, didorong oleh penetrasi QRIS Tap yang cepat.
Pandangan Pengguna dan Komunitas
Reaksi awal pengguna cukup positif, terutama soal kemudahan "tap to pay" dibanding scan QR:
“QRIS Tap memang lebih praktis… QRIS biasa lebih lama karena perlu membuka kamera, arahkan, konfirmasi…”
Namun beberapa juga menyebutkan kurangnya kesederhanaan, dengan terlalu banyak langkah dalam prosesnya:
“Langkah-nya terlalu banyak, sementara Google/Apple Pay hanya unlock & tap...”
Pengguna juga mencatat fitur ini nyaman, namun implementasi masih perlu penyempurnaan:
“It’s not perfect. But it’s a start.”
Tantangan dan Hal yang Perlu Diperbaiki
Tantangan | Penjelasan |
Adopsi perangkat | QRIS Tap baru mendukung perangkat Android dengan NFC iOS belum termasuk karena kebijakan Apple. |
Langkah transaksi | Proses QRIS Tap saat ini masih cukup panjang (buka aplikasi, pilih fitur, PIN), tidak sekadar "unlock & tap". |
Literasi merchant/pengguna | Banyak merchant dan konsumen belum familiar dengan ekosistem NFC, perlu pelatihan dan sosialisasi lebih luas. |
Infrastruktur NFC terbatas | Belum semua HP mendukung NFC, apalagi di segmen rendah atau di daerah terpencil. |
Evolusi Sistem Pembayaran Digital Indonesia
QRIS Tap merupakan bagian dari visi besar Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2030 menuju inklusi keuangan digital dan efisiensi transaksi nasional.
QRIS Tap juga menambah dimensi baru bagi interoperabilitas pembayaran digital, melengkapi ekstensi lintas-negara QRIS (seperti di Jepang, ASEAN, dan pilot ke China).
Kesimpulan :
Transformasi digital sistem pembayaran Tanah Air memasuki fase baru dengan hadirnya QRIS Tap NFC. Teknologi ini menawarkan transaksi lebih cepat, praktis, dan aman khususnya dalam sektor transportasi dan layanan publik. QRIS Tap didukung penuh oleh BI, ASPI, dan banyak bank, serta sudah mulai dipakai ribuan merchant.
Meski masih ada tantangan adopsi perangkat dan tata kelola, potensi QRIS Tap sangat besar: mendukung inklusi keuangan, memperluas ekosistem cashless di Indonesia, dan meletakkan fondasi menuju sistem pembayaran modern, efisien, dan seamless.