Aplikasi QRIS
GET - On The Store

Ekspansi QRIS Lintas Negara, Sebaran dalam 9 Negara per Agustus 2025

Ekspansi QRIS Lintas Negara, Sebaran dalam 9 Negara per Agustus 2025, QRIS, Cara Daftar QRIS
20 Agustus 2025
Ekspansi QRIS Lintas Negara, Sebaran dalam 9 Negara per Agustus 2025

QR Code Indonesian Standard (QRIS) bukan lagi sekadar standar pembayaran domestik. Dalam kurun enam tahun sejak diluncurkan (2019), QRIS berevolusi menjadi “paspor” pembayaran nontunai Indonesia yang kian mudah dipakai lintas batas. Per Agustus 2025, cakupan internasionalnya melebar ke sembilan negara kunci di Asia mencakup destinasi wisata favorit WNI, mitra dagang utama, hingga pusat ekonomi regional. Bagi konsumen, ini berarti cukup bawa dompet digital atau mobile banking Indonesia, lalu scan atau tap di luar negeri. Bagi merchant dan pelaku usaha pariwisata, ini membuka kanal penerimaan baru dari wisatawan Indonesia tanpa friksi kurs dan tanpa perlu menyiapkan banyak aplikasi.

Artikel ini memetakan sebaran sembilan negara tersebut, bagaimana skema teknisnya bekerja, siapa saja yang diuntungkan, sampai tantangan yang mesti dibereskan agar pengalaman “scan & bayar” lintas negara makin mulus.


Di mana saja QRIS bisa dipakai?

Sumber utama yang merangkum sebaran lintas negara menyebut sembilan pasar yang sudah atau sedang membuka akses untuk pembayaran QR Indonesia: Thailand, Malaysia, Singapura, Filipina, Vietnam, Laos, Brunei Darussalam, Jepang, dan Korea Selatan. Daftar ini juga sejalan dengan arah kebijakan konektivitas QR Asia yang didorong otoritas regional.

Khusus Jepang, peluncuran resmi pemakaian QRIS dilakukan 17 Agustus 2025 melalui skema interoperabilitas dengan JPQR Global—menandai debut sistem pembayaran Indonesia di luar ASEAN. Peluncuran ini tercatat oleh asosiasi pembayaran Jepang dan sejumlah media arus utama.

Di saat yang sama, China memasuki fase sandbox (uji coba terbatas) untuk interkoneksi QRIS bersama bank sentral setempat dan UnionPay—langkah strategis yang menandai perluasan koridor Asia Timur yang bernilai besar untuk perdagangan, UMKM, dan pariwisata.


Bagaimana arsitektur teknisnya?

Secara garis besar, keterhubungan QR lintas negara bekerja lewat dua model:

  1. Merchant Presented Mode (MPM): merchant menampilkan QR standar lokal (misalnya PromptPay Thailand, DuitNow Malaysia, SGQR Singapura, JPQR Jepang), lalu aplikasi Indonesia menyadari kode tersebut kompatibel dan mengeksekusi pembayaran dalam rupiah yang otomatis dikonversi ke mata uang setempat. Konektivitas ini dibangun lewat perjanjian antar otoritas dan switching lintas negara.

  2. Consumer Presented Mode (CPM)/NFC (QRIS Tap): pengguna menampilkan token pembayaran (kode/credential) dari aplikasi Indonesia untuk “ditangkap” reader merchant. Model ini sedang dipercepat untuk skenario ber-volume tinggi (transportasi publik, gerbang tiket) dan dapat berjalan berdampingan dengan MPM. (Kebijakan dan detail implementasi bervariasi per yurisdiksi.)

Di belakang layar, terdapat tiga layer penting:

  • Standarisasi (mis. spesifikasi QR, elemen data, keamanan, dan message format),

  • Jalur kliring dan FX conversion (bagaimana rupiah–mata uang lokal dikonversi dengan rate yang transparan),

  • Aturan perlindungan konsumen (SLA disputing, chargeback setara QR, dan jalur komplain lintas negara).

ASEAN sudah punya kerangka kerja integrasi pembayaran cepat dan QR lintas batas; Jepang dan (uji coba) China menambahkan koridor baru di luar ASEAN.


Siapa yang paling diuntungkan?

1) Wisatawan dan pelajar Indonesia di luar negeri

Di destinasi seperti Bangkok, Kuala Lumpur, dan Singapura—tiga koridor paling matang—wisatawan Indonesia cukup scan QR lokal menggunakan aplikasi bank/dompel digital Indonesia tanpa menukar uang tunai atau memasang aplikasi negara setempat. Dengan hadirnya Jepang dan (ke depan) China, koridor favorit liburan dan studi makin nyaman.

2) UMKM & merchant pariwisata di negara mitra

Toko suvenir, restoran, operator tur, hingga convenience store yang banyak disambangi WNI dapat menerima pembayaran dari aplikasi Indonesia—menurunkan ketergantungan pada kartu internasional dan biaya merchant acquiring yang umumnya lebih tinggi.

3) Pekerja migran (remitan retail)

Meski remitansi tetap memerlukan kerangka perizinan khusus, konektivitas QR mempermudah pembayaran kebutuhan harian lintas negara (mis. bayar layanan, top-up, atau belanja keluarga saat berkunjung).


Biaya, kurs, dan pengalaman bayar

  • Biaya ke konsumen umumnya tertanam dalam kurs (spread) atau fee nominal kecil, tergantung kebijakan aplikasi penerbit di Indonesia. Karena ini bukan kartu internasional, tidak ada scheme fee kartu.

  • Biaya ke merchant mengikuti MDR standar negara setempat (bukan MDR Indonesia), namun pada praktiknya koridor QR nasional di ASEAN cenderung menekan biaya agar ramah UMKM.

  • Kurs: konversi dilakukan near real-time oleh mitra switching sesuai koridor; aplikasi menampilkan nilai rupiah dan equivalent valuta lokal (atau sebaliknya) untuk transparansi.

  • Kecepatan: transaksi QR lintas batas dirancang near-instant. Untuk skenario high throughput (transportasi), CPM/NFC mempercepat hingga sub-detik di gate yang didukung.

Detail operasional berbeda per negara misal Jepang melalui JPQR Global yang disokong network setempat namun tujuan akhirnya sama: user experience ringkas, aman, dan terukur.


Studi koridor : Jepang, Thailand–Malaysia–Singapura, dan China (uji coba)

Jepang. Pada fase awal, pengguna Indonesia bisa membayar di puluhan ribu titik yang terhubung JPQR Global melalui operator agregator setempat. Skema ini penting karena Jepang adalah pasar wisata utama WNI, dan banyak merchant telah familiar dengan QR lokal. Interoperabilitas meminimalkan friction “satu merchant, banyak aplikasi.”

Thailand, Malaysia, Singapura. Tiga koridor ASEAN ini paling matang dimulai dari pilot Indonesia–Thailand (2021) yang menjadi peluncuran komersial pada 2022, disusul Malaysia (2023), lalu Singapura (2023). Di kawasan ini, integrasi ditopang komitmen kebijakan tingkat menteri dan bank sentral untuk memajukan konektivitas pembayaran lintas-batas.

China (uji coba). Dengan dimulainya sandbox Indonesia–China, terbuka peluang pasar sangat besar bagi wisata dan perdagangan ritel. Mengingat besarnya ekosistem pembayaran digital China, interoperabilitas yang rapi akan menjadi game changer namun harus diuji ketat dari sisi keamanan, kepatuhan, dan scalability.


Implikasi untuk bisnis Indonesia

  1. Pariwisata dan travel retail. Agen perjalanan, jaringan hotel, dan tenant bandara dapat menyiapkan promosi “Bayar dengan QRIS dari Indonesia” di negara tujuan. Ini mengurangi cash handling sekaligus memperkaya data perilaku belanja wisatawan.

  2. Brand F&B dan lifestyle. Merek Indonesia yang berekspansi regional bisa menyatukan data transaksi dari berbagai negara untuk campaign lintas-negara tentu dengan mematuhi aturan privasi setempat.

  3. Ekspor ritel (direct-to-consumer). Saat pop-up store di luar negeri, QR lintas batas mempersingkat proses acquiring sementara (tidak perlu mendaftar banyak merchant account lokal).

  4. Event & MICE. Festival, konser, dan pameran dagang lintas negara punya opsi payment satu pintu bagi pengunjung WNI; panitia tinggal mengaktifkan koridor QR terkait.


Tantangan yang harus dibereskan

  • Konsistensi user experience. Setiap negara punya standar UI/UX, batas nominal, dan tata letak prompt. Harmonisasi mikro (mis. langkah otorisasi, notifikasi) akan membuat pengalaman benar-benar tanpa sekat.

  • Transparansi kurs & biaya. Aplikasi harus jelas menampilkan kurs dan biaya agar pengguna tidak “kaget” saat membaca mutasi. Edukasi singkat di layar konfirmasi membantu.

  • Keamanan & anti-fraud. Skema lintas batas memperluas permukaan risiko: phishing kode QR, swap sticker, hingga account takeover. App hardening, in-app risk scoring, dan edukasi “cek nama merchant” wajib dipertebal.

  • Kepatuhan data lintas yurisdiksi. Arus data pembayaran menyentuh wilayah hukum berbeda (mis. Jepang, ASEAN, China). Penyedia harus patuh pada aturan data localization dan cross-border data transfer.

  • Ketersediaan CPM/NFC. Untuk transportasi publik dan gates, CPM/NFC ideal namun adopsi perangkat reader dan dukungan perangkat pengguna (mis. iOS) perlu diselaraskan kebijakan platform.


Apa berikutnya?

Lanskap regional menunjukkan akselerasi: ASEAN mendorong real-time payment connectivity (termasuk QR) sebagai prioritas finansial, sementara Jepang sudah go-live dan China memasuki sandbox. Di sejumlah pasar lain, nota kesepahaman sudah diteken tinggal dieksekusi sambil menjaga interoperabilitas, keamanan, dan efisiensi biaya agar manfaatnya terasa untuk UMKM dan wisatawan.


Rekomendasi praktis bagi pengguna & bisnis

Untuk pengguna:

  • Pastikan aplikasi bank/dompel digital Anda mendukung koridor negara tujuan. Lakukan update aplikasi dan uji small amount di awal.

  • Periksa kurs & biaya pada layar konfirmasi. Bila ragu, simpan screenshot mutasi untuk referensi.

  • Utamakan jaringan resmi (QR resmi di kasir, JPQR/SGQR/DuitNow/PromptPay, dsb.). Hindari scan dari poster liar.

Untuk bisnis:

  • Mapping koridor: identifikasi destinasi utama pelanggan (mis. Jepang, Thailand, Singapura) lalu uji transaksi end-to-end sebelum kampanye.

  • Siapkan materi kasir: stiker “We Accept QR from Indonesia”/“QRIS Friendly” di negara mitra meningkatkan kepercayaan dan mempercepat antrian.

  • Integrasikan laporan: satukan settlement report lintas negara untuk analitik promosi dan rekonsiliasi.

  • Perkuat SOP anti-fraud: pelatihan kasir, pengecekan nama merchant di app, dan audit stiker QR berkala.


Kesimpulan

Ekspansi QRIS lintas negara per Agustus 2025 mencakup Thailand, Malaysia, Singapura, Filipina, Vietnam, Laos, Brunei Darussalam, Jepang, dan Korea Selatan menandai lompatan besar dari sistem pembayaran nasional menjadi jejaring pembayaran regional. Dengan koridor Jepang yang sudah go-live dan China memasuki sandbox, peta Asia untuk pembayaran QR lintas batas kian nyata. Bagi pengguna, hasilnya adalah perjalanan yang lebih ringan: cukup bawa ponsel Indonesia untuk bayar di luar negeri. Bagi pelaku usaha, ini membuka kanal transaksi baru, lebih murah daripada kanal internasional tradisional sekaligus memperluas pasar ke jutaan wisatawan Indonesia.

Tantangan masih ada dari konsistensi pengalaman pengguna sampai tata kelola data lintas yurisdiksi namun arah besarnya jelas: pembayaran lintas negara yang lebih cepat, murah, dan aman. Jika momentum integrasi, transparansi biaya, dan keamanan terus dijaga, QRIS akan menjadi model best practice konektivitas pembayaran di Asia dan, pada waktunya, rujukan global.

Register now to become a QRIS merchant and join 15,7 Juta other businesses who already use QRIS payments all over Indonesia !
Ica InterActive Chat Bot
Icha
InterActive Chatbot Assistant

Terimakasih telah mengunjungi Website QRIS

Berikut kami kirimkan beberapa link mengenai QRIS :

Link Pendaftaran QRIS disini

FAQ / Tanya Jawab disini

Pengajuan Open API disini

Skema Biaya Transaksi disini

contact whatsapp