Jakarta Jadi Pengguna Terbesar QRIS di Indonesia, Sumbang 50 Persen Transaksi Nasional
Masyarakat DKI Jakarta menempati peringkat teratas pengguna Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) di Indonesia.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia DKI Jakarta, Yosamartha, mengatakan transaksi QRIS di Jakarta menyumbang hampir 50 persen dari total transaksi nasional. Menurut Yosamartha, Jakarta tak hanya menjadi pusat digitalisasi, tetapi juga berperan sebagai motor penggerak ekonomi nasional. Pada triwulan II 2025, pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta tercatat 5,18 persen, lebih tinggi dibandingkan nasional yang berada di angka 5,12 persen. “Ternyata transaksi QRIS di Jakarta itu hampir 50 persen nasional. Jakarta saja, hampir 50 persen, sekitar 43-45 persen," kata Yosamartha dalam Pekan QRIS Nasional (PQN) 2025 di Jakarta Selatan, dikutip Rabu (13/8/2025).
"Jadi, kalau orang mengatakan betapa hebatnya QRIS, ya Jakarta, karena kita menyumbangkan hampir setengah Indonesia,” sambungnya.
Jakarta Pionir Digitalisasi
Yosamartha menambahkan kontribusi Jakarta terhadap ekonomi Indonesia tidak main-main. Yosamartha menyebut Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) DKI Jakarta menyumbang seperlima dari perekonomian nasional.
“Kalau bicara kontribusi, inflasi Jakarta itu hampir seperlima dari nasional. Jadi kalau kitanya lemah lesu, Indonesia batuk-batuk,” katanya.
Sebagai pionir digitalisasi, Jakarta menjadi tempat lahirnya berbagai inovasi sistem pembayaran.
Jakarta Jadi Game Changer
Menurut Yosamartha, hampir semua inisiatif digitalisasi di Indonesia dimulai dari Jakarta, termasuk pengembangan QRIS.
“Jakarta itu game changer. Hampir semua inisiatif digitalisasi lahirnya di Jakarta. Evolusi QRIS, mulai dari fitur dasar, cross border, hingga inovasi terbaru seperti QRIS Tap, semuanya dimulai di sini,” kata dia.
Indeks daya saing digital Jakarta juga merupakan yang tertinggi secara nasional. Ini menunjukkan kesiapan dan potensi DKI Jakarta untuk terus bertransformasi secara digital.
“Dengan digitalisasi ini kita dorong Jakarta menjadi kota global, kota digital yang berbudaya,” ucap Yosamartha.